Latar Belakang ABBA Foundation

Dimulai pada bulan April 2019 ketika kami ditawarkan untuk mengajar kelas Rohani Kristen (RohKris) di salah satu SMAN, Jakarta Pusat. RohKris merupakan kelas bagi anak-anak Kristen di sekolah negeri, yang dilakukan bersamaan saat anak-anak beragama Islam melakukan sholat Jumat. Total jumlah anak RohKris di SMAN tersebut berkisar 90-100 orang. Selama beberapa bulan mengajar mereka, kami seperti langsung turun ke lapangan dan menemukan sendiri masalah-masalah anak-anak muda Kristen di luar gereja.

Minim Pengetahuan Dasar Kekristenan

Anak-anak ini beragama Kristen, namun mereka tidak tahu nilai-nilai dan konsep-konsep mendasar kekristenan (seperti keselamatan, Allah Tritunggal, dll.). Selama ini, anak-anak kurang berantusias mengikuti kelas RohKris karena pembawaannya yang cenderung membosankan dan monoton. Kami mencoba mengubah cara penyampaian kelas RohKris tersebut. Materi yang kami sampaikan berisi motivasi dan teologia dibungkus dengan penyampaian yang lebih menarik untuk anak-anak seumur mereka. Terlihat ada respon yang positif. Mereka suka mendapatkan ilmu baru terkait teologia, terutama yang berhubungan dengan ayat-ayat Alkitab. Selain itu, mereka juga mendapatkan jawaban untuk banyak pertanyaan yang selama ini belum terjawab, seperti “Mengapa aku dilahirkan ke dunia?”

Krisis Kepercayaan Diri

Setelah beberapa waktu mengajar RohKris, tidak begitu terlihat ada perubahan yang signifikan dalam pribadi anak-anak tersebut, terutama dalam hal kepercayaan diri. Mereka cenderung minder, tidak berani menyampaikan pendapat dan tidak tahu rencana untuk masa depan mereka. Kami digerakkan untuk mendoakan mereka. Tuhan membukakan bahwa masalah anak-anak tersebut dimulai dari rumah. Yang paling dominan adalah masalah ekonomi keluarga dan latar belakang orang tua. Ketidakmampuan ekonomi dan masalah latar belakang keluarga menyebabkan mereka merasa minder, seolah-olah tidak ada masa depan.

Kebutuhan Ekonomi

Saat ngobrol dengan anak-anak, banyak dari mereka yang tidak punya rencana untuk masa depan mereka, bahkan belum tahu mau kuliah apa dan di mana. Penyebab utama dari masalah ini adalah kondisi ekonomi keluarga mereka yang kurang sehingga mereka seperti tidak berani bermimpi tinggi. Kami bermimpi untuk bisa memberikan program beasiswa kuliah bagi mereka. Melalui beasiswa, mereka bisa melihat ada masa depan dan mengejar cita-cita walaupun mereka dari keluarga tidak mampu. Dari sisi orang tua, mereka mengatakan bahwa program beasiswa adalah jawaban doa mereka karena melihat anak mereka pandai tapi tidak punya uang untuk bisa menguliahkan mereka.

Dari sini, Tuhan membukakan jalan sehingga ABBA Foundation dimulai dan diinisiasi pada awal tahun 2020. ABBA Foundation memberikan beasiswa bagi anak-anak berprestasi yang kurang mampu, pendampingan/support, dan pengajaran Firman Tuhan. Selain itu, Tuhan memberikan kami satu ide untuk mengatasi masalah krisis kepercayaan diri pada anak-anak ini, yaitu memberi mereka uang saku setiap bulan. Pemberian uang saku ini bertujuan agar mereka bisa jajan di kantin saat jam istirahat, dan bisa membeli kebutuhan seperti pakaian dan sepatu. Sebelumnya, mereka hanya bisa melihat teman-teman mereka jajan di kantin saat istirahat. Pakaian dan sepatu mereka yang rusak/kurang layak pun menambah krisis kepercayaan diri pada anak-anak ini. Bersamaan dengan menyediakan uang saku, ABBA Foundation juga membekali anak-anak asuh kami ilmu bagaimana mengelola uang agar kebutuhan dalam satu bulan bisa tercukupi.